INDONESIA :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penetapan dan pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal (MULOK) pada jenjang pendidikan dasar di Kabupaten Bangka Tengah. Kurikulum Mulok merupakan instrument strategis dalam upaya pelestarian budaya lokal dan penguatan karakter siswa melalui integrasi nilai-nilai sosial, budaya, serta potensi daerah ke dalam proses pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetapan Mulok di Bangka Tengah merujuk pada Keputusan Bupati Nomor 188.45/818/DINDIK/2022, yang menetapkan tiga tema utama yaitu pertanian, perikanan, dan kesenian lokal seperti dambus dan permainan bola tampah. Pelaksanaan kurikulum ini telah diintegrasikan kedalam mata Pelajaran serta kegiatan ekstrakulikuler dengan dukungan modul ajar dari guru. Namun terdapat tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung. Secara keseluruhan, penerapan kurikulum muatan lokal di Bangka Tengah mampu memperkuat indentitas budaya siswa dan mendukung tujuan pendidikan nasional melalui pendekatan pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum berbasis potensi daerah yang berkelanjutan dan relevan secara sosial budaya.

ENGLISH :
This study aims to analyse egic instrument in efforts to preserve local culture and strengthen student character through the integration of social values, culture, and regional potential into the learning process. The research method used is a descriptive qualitative approach with data collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. The results showed that the establishment of Mulok in Central Bangka refers to the Regent Decree Number 188.45/818/DINDIK/2022, which stipulates three main themes, namely agriculture, fisheries, and local arts such as dambus and tampah ball games. The implementation of this curriculum has been integrated into subjects and extracurricular activities with the support of teaching modules from teachers. However, there are challenges such as limited human resources and supporting infrastructure. Overall, the implementation of the local content curriculum in Central Bangka is able to strengthen students' cultural identity and support national education goals through a contextual learning approach based on local wisdom. This research contributes to the development of a sustainable and socio-culturally relevant local potential-based curriculum.