INDONESIA:
Bank akan melakukan promosi yang bertujuan untuk mendapatkan laba sekaligus memperkenalkan produk tabungan ke masyarakat. Begitupun dengan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cabang Koba dengan produk banyak diminati masyarakat yaitu Tabungan Hidayah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi promosi dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah produk Tabungan Hidayah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cabang Koba dan kendala serta tantangan dalam mempromosikan produk Tabungan Hidayah di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cabang Koba.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan konsep Miles dan Huberman untuk analisis data yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat empat strategi promosi dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah produk Tabungan Hidayah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cabang Koba, yaitu periklanan dengan sosial media, personal selling dengan datang langsung ke rumah-rumah nasabah dan brosur, penjualan pribadi dengan adanya bagi hasil dan souvenir, serta publicity yaitu Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cabang Koba mengikuti even-event seperti stand atau pameran yang diadakan oleh pemerintah. Sekarang hanya tiga konsep saja yang digunakan, yakni promosi periklanan, promosi penjualan dan personal selling. (2) Kendala-kendala yang dihadapi oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cabang Koba dalam meningkatkan jumlah nasabah pada produk Tabungan Hidayah adalah terbatasnya media iklan dalam mempromosikan produk tabungan tersebut, tidak semua calon nasabah merespon dengan baik saat marketing mempromosikan produk tersebut, kurangnya pengetahuan masyarakat, dan kurangnya fasilitas penunjang produk tersebut. Tantangan yang dihadapi oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cabang ada yang berasal dari dalam (internal), dan ada yang datang dari luar (eksternal), seperti sosialisasi dan promosi yang masih kurang, perluasan jaringan kantor yang masih minim, kurangnya peningkatan pelayanan, dan dukungan pemerintah belum penuh.