INDONESIA
Permasalahaan lingkungan menjadi hal menarik untuk dibahas dan ditemukan solusinya. Apalagi di zaman sekarang banyak terjadi bencana alam yang salah satunya disebabkan oleh sampah. Terjadinya masalah lingkungan karena kurangnya kesadaran dari setiap individu, dimana kurangnya rasa peduli terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan waste bank (bank sampah) merupakan salah satu solusi dalam menanggulangi sampah yang di dalamnya terdapat penerapan 3R yaitu Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (mendaur ulang) yang dapat diajarkan kepada anak sejak usia dini. Berkaitan dengan lingkungan kecerdasan naturalis anak sangat penting dikembangkan, penerapan waste bank sangat diperlukan dalam meningkatkan kecerdasan naturalis anak agar anak lebih peduli dan cinta terhadap lingkungan. Maka tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui penerapan waste bank dalam mengaktualisasikan kecerdasan naturalis anak serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat penerapan waste bank di sekolah.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode analisis secara kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi terhadap kepala sekolah dan guru-guru di TK Alam Bangka Belitung. Kemudian berdasarkan data yang diperoleh peneliti menganalisis dengan data lapangan model Miles dan Huberman yang dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas dengan teknik mereduksi data, menyajikan data dan menyimpulkan data.

Dari hasil penelitian menunjukkkan bahwa penerapan waste bank dalam meningkatkan kecerdasan naturalis anak berhasil dilakukan. Hal ini dilihat dari beberapa karakteristik maupun ciri kecerdasan naturalis yang dimiliki anak meningkat, dimana dari tujuh belas anak tidak ada anak yang belum berkembang rata-rata anak mulai berkembang, bekembang sesuai harapan dan ada juga yang berkembang sangat baik. Ini menunjukkan anak mulai peduli dan cinta terhadap alam dan lingkungan. Kemudian faktor pendukung dapat dilihat dari kerja sama antara guru, siswa dan orangtua siswa melalui peran masing-masing dalam kegiatan waste bank. Sedangkan faktor penghambat pada pengepul yang lambat mengambil barang bekas sehingga menyebabkan sampah menjadi menumpuk.