INDONESIA
Penelitian ini membahas isu pendidikan inklusif untuk siswa sekolah dasar yang berkebutuhan khusus. Mengetahui bagaimana pembelajaran inklusif di SD Negeri se-Kecamatan Air Gegas, mengetahui makna pembelajaran inklusif bagi stakeholder (kepala sekolah, guru PAI, wali murid) dan mengetahui bagaimana pembelajaran inklusif diorganisir di SD Negeri se-Kecamatan Air Gegas merupakan tujuan dari penelitian ini. Manfaat penelitian ini diharapkan mampu memperluas, mengembangkan pemahaman mahasiswa mengenai pendidikan inklusif untuk anak luar biasa yang bersekolah di SD Negeri.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu metodologi deskriptif dan bersifat kualitatif. Kepala sekolah, guru PAI dan wali murid SD Negeri se-Kecamatan Air Gegas merupakan informan penelitian yang digunakan. Observasi, wawancara, dan dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dalam skripsi ini. Penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan merupakan beberapa pendekatan analisis data yang digunakan.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran inklusif di SD Negeri se-Kecamatan Air Gegas pada mapel PAI menggunakan model kelas inklusif penuh dan pull out. Dari 7 sekolah hanya SDN 11 Air Gegas yang menggunakan model pembelajaran inklusif kelas pull out dan 6 SD lainnya menggunakan model kelas inklusif penuh serta pembelajaran inklusif dapat diorganisir di SD Negeri seKecamatan Air Gegas dengan penempatan tempat duduk ABK berada disamping meja guru sehingga diberikan perhatian khusus. Penelitian ini sependapat dengan penelitian Desi Kurniasari, Nur Windahasti dan Ayu Nova Hidayati yang menunjukkan penggunaan model kelas inklusif penuh dapat membantu meningkatkan pemahaman ABK jika di sekolah mempunyai guru pendamping khusus. Penelitian ini tidak sependapat dengan Siti Rofikoh, Senta Alisah, Salva Aruni, Assis Faizul, Teni Susanti dan Wati bahwa penggunaan model kelas inklusif penuh tidak dapat meningkatkan pemahaman ABK karena guru terfokus pada anak reguler. Penelitian ini melanjutkan penelitian yang dilakukan Yesi Puspita, namun penelitian ini memperluas fokus pembelajaran inklusif yang melibatkan kepala sekolah, guru PAI dan wali murid, sehingga memberikan sudut pandang yang lebih luas.