INDONESIA:
Mahasiswa sering menghadapi berbagai tuntutan akademik maupun nonakademik yang dapat menimbulkan stres. Kondisi stres yang dialami mahasiswa berpotensi memengaruhi pola makan, salah satunya melalui perilaku emotional eating, yaitu kecendrungan makan sebagai respons terhadap emosi negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan emotional eating pada mahasiswa. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional. Alat ukur yang digunakan adalah Perceived Stress Scale 10 (PSS 10) untuk mengukur stres dan Duct Eating Behavior Questionnaire (DEBQ) untuk mengukur emotional eating.

Sampel penelitian berjumlah 116 orang mahasiswa IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung dari jumlah populasi sejumlah 4185 orang mahasiswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson Correlation. Hasil uji korelasi menunjukan bahwa terdapat korelasi positif antara stres dan emotional eating dengan koefisien sebesar korelasi r = 0.287 dan nilai sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat stres yang dialami mahasiswa, maka semakin tinggi pula kecendrungan mereka melakukan emotional eating. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa penting bagi mahasiswa untuk mengelola stres secara adaptif atau memerlukan bantuan professional agar dapat mencegah munculnya perilaku makan yang tidak sehat.