INDONESIA:
Kemiskinan masih menjadi isu utama dalam pembangunan nasional. Pada tahun 2024, Kabupaten Belitung mencatat angka kemiskinan tertinggi kedua di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain itu, terdapat kesenjangan antara upaya pemberdayaan yang telah dilaksanakan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, salah satunya di Desa Juru Seberang. Pada tahun 2023 Desa Juru Seberang menjadi salah satu desa sebagai penyumbang angka kemiskinan absolut di Kabupaten Belitung. Fenomena ini menunjukan belum optimalnya pemanfaatan potensi lokal sebagai sumber peningkatan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Desa Juru Seberang Kabupaten Belitung menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data dalam penelitian ini berasal dari data primer berupa hasil observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam (in defth interview) yang bersumber dari pelaksanaan program Kampung Zakat Desa Juru Seberang dan data sekunder sebagai pendukung data primer dengan teknik analisis dimulai pengumpulan data melaui observasi, wawancara, dan dokumentasi dilanjutkan dengan redusi data, penyajian data dan kesimpulan dari data yang disajikan.

Hasil penelitian ini menjelaskan pertama, pelaksanaan program Kampung Zakat Desa juru Seberang sejalan dengan kerangka utama Kampung Zakat pada penguatan ekonomi melalui penguatan produk kompetitif desa yang disesuaikan dengan potensi wilayah dan sumber daya manusia. Kegiatan program Kampung Zakat di Desa Juru Seberang juga sejalan dengan prinsip dasar pemberdayaan, yaitu berbasis lokalistik, kelompok masyarakat lokal sebagai subjek, berorientasi pada kemandirian dan berkelanjutan. Sedangkan pemberdayaan ekonomi mustahik dilaksanakan berbasis potensi lokal melalui usaha produktif, diantaranya pembuatan kerupuk ikan, ikan asin, abon ikan, dan abon kepiting. Kedua, penelitian ini juga menyimpulkan bahwa Strategi utama yang diterapkan dalam pemberdayaan ekonomi umat Kampung Zakat Desa Juru Seberang adalah (1) pemberdayaan berbasis komunitas atau kelompok, di mana mustahik didorong untuk membentuk usaha produktif secara kolektif (2) strategi berbasis potensi lokal yang memanfaatkan sumber daya dan keterampilan masyarakat yang telah ada (3) pendekatan sinergitas dan kolaborasi lintas sektor antara Pemerintah Desa, Kementerian Agama, BAZNAS, dan Pemerintah Daerah. Secara umum strategi yang di bangun dalam pemberdayaan ekonomi umat pada Kampung Zakat Desa Juru Seberang bersifat long range planning, general plan, dan terintegrasi.

ENGLISH:
Poverty remains a major issue in national development. In 2024, Belitung Regency recorded the second-highest poverty rate in the Bangka Belitung Islands Province. Furthermore, there is a gap between the empowerment efforts that have been implemented and the level of community welfare in Juru Seberang Village. This is reflected in 2023 data showing that Juru Seberang Village was one of the contributors to absolute poverty in Belitung Regency. This phenomenon indicates that the utilization of local potential as a source for improving community welfare has not been optimal. This research was conducted in Juru Seberang Village, Belitung Regency, using a descriptive qualitative approach and a case study method. The data were obtained from primary sources through observation, documentation, and in-depth interviews, with a particular focus on the implementation of the Kampung Zakat program in Juru Seberang Village. Secondary data was also used to support the primary data. The analysis was conducted through data collection, followed by data reduction, data presentation, and conclusion.
The findings reveal that the implementation of the Kampung Zakat program in Juru Seberang Village aligns with the core framework of Kampung Zakat, which aims to strengthen the local economy by developing competitive village products tailored to regional potential and human resources. The activities of the Kampung Zakat program also reflect fundamental empowerment principles, locally based, with the local community as the subject, and oriented toward independence and sustainability. Economic empowerment of mustahik (zakat recipients) is carried out based on local potential through productive enterprises, including the production of fish crackers, salted fish, shredded fish, and crab floss. This study also concludes that the main strategies implemented in the economic empowerment of the ummah in the Kampung Zakat of Juru Seberang Village are as follows: (1) community-based empowerment, in which mustahik are encouraged to form productive enterprises collectively; (2) local potential-based strategies that utilize existing community resources and skills; and (3) a synergy and cross-sector collaboration approach involving the Village Government, the Ministry of Religious Affairs, BAZNAS, and the Regional Government. In general, the strategies developed for economic empowerment in Kampung Zakat Juru Seberang are characterized by long-range planning, a general plan, and integrated implementation.