INDONESIA:
Kemampuan berbicara di depan umum adalah keterampilan penting bagi mahasiswa. Namun, banyak mahasiswa merasa cemas ketika harus berbicara di depan kelas, yang biasanya ditunjukkan dengan gejala seperti jantung berdebar- debar, tangan berkeringat, dan perasaan gugup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan kecemasan berbicara didepan umum pada mahasiswa Psikologi Islam angkatan 2021 IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Sampel diambil menggunakan teknik sampling jenuh sebanyak 78 mahasiswa. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner self efficacy dan kecemasan berbicara yang dibuat oleh Wiby Nadia Awaliyah (2024). Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Pearson Product Moment menggunakan SPSS versi
26. Penelitian ini menggunakan teori self efficacy dari Albert Bandura, yang fokus pada yakinnya seseorang terhadap kemampuan diri sendiri sebagai faktor yang memprediksi perilaku seseorang. Selain itu, teori kecemasan berbicara dari Rogers. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self efficacy dan Kecemasan berbicara di depan umum dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,645 dan signifikan sebesar 0,00 (p < 0,05). Artinya, semakin tinggi self efficacy mahasiswa, maka semakin rendah Kecemasan berbicara yang dialami. Sebaliknya, semakin rendah self efficacy mahasiswa, maka
semakin tinggi kecemasan berbicara yang dialami