INDONESIA:
Mahasiswa sering diidentifikasi sebagai dewasa awal dengan banyak problematika, baik dari segi fisik maupun psikologis. Masa perkembangan dewasa awal ini tidak hanya dianggap sebagai masa yang penting dan unik, karena adanya perubahan yang signifikan pada aspek kepribadian, kemampuan bersosialisasi, dan lain-lain. Peralihan dari masa remaja ke masa dewasa awal merupakan tahap yang berpotensi mengalami berbagai masalah, tetapi mahasiswa dianggap mampu menyelesaikan permasalahan secara adaptif, karena mahasiswa telah dinilai mampu dalam mengatasi permasalahanya. Namun masih ada sebagian mahasiswa gagal dalam menyelesaikan permasalahan dengan cara yang maladaptif, yaitu perilaku menyakiti dirinya sendiri. Tindakan menyakiti diri sendiri atau mencederai dengan cara seperti ini disebut self-harm. Menyakiti diri sendiri (Self harm) adalah semua hal yang dilakukan seseorang untuk menyakiti diri sendiri dengan cara yang disengaja dan biasanyaa diam-diam. Cara yang dilakukan seperti memukul atau membenturkan badan, cutting, menjambak rambut, menggaruk, overdosis dan mutilasi diriTujuan dari penelitian ini adalah menegtahui bagaimana gambaran pengalaman self harm pada mahasiswa psikologi dan apa saja faktor dari self harm. Penelitian ini merupakan hasil kajian dan pengamatan dari pengalaman self harm pada mahasiswa psikologi. Penelitian ini merupakan Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologi dengan pendekatan interpretative phenomenological analysis (IPA) Data dikumpulkan dari hasil wawancara dan observasi kepada beberapa informan. Selain itu, didukung dengan dokumentasi yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan gambaran pengalaman self harm dipengaruhi oleh toxic parent orang tua, perasaan ingin mengulangi, fantasi kematian lalu faktor melakukan self harm yaitu pengalaman traumatis dan kesulitan mengontrol emosi.