INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana remaja mengalami dan memaknai body dissatisfaction dalam pengalaman sosial, baik dalam interaksi langsung di dunia nyata maupun interaksi tidak langsung melalui media sosial. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi persepsi Merleau-Ponty. Partisipan penelitian terdiri dari empat remaja akhir wanita yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Hasil penelitian menunjukkan kesadaran keberadaan tubuh subjek di antara keberadaan tubuh-tubuh lain memunculkan kesadaran bahwa tubuhnya dapat dinilai, dibandingkan, atau dikomentari, sehingga menimbulkan body dissatisfaction. Pengalaman body dissatisfaction pada subjek diuraikan dalam enam tema utama: (1) Ketidakpuasan Tubuh dan Penerimaan Diri yang Tidak Stabil, (2) Pengaruh Sosial, Keluarga, dan Komentar Eksternal, (3) Strategi Diet, Pola Makan, dan Kontrol Berat Badan, (4) Media Sosial Sebagai Sarana Kontrol, Ekspresi, dan Validasi, (5) Perbandingan Sosial dan Standar Kecantikan, (6) Kekhawatiran terhadap Penilaian Sosial, dan (7) Reaksi Emosional terhadap Penilaian Sosial dan Tubuh. Pengalaman masing-masing subjek bervariatif terlihat dari penyebab munculnya body dissatisfaction, dampak yang dirasakan, strategi kontrol yang dilakukan, serta respon yang ditunjukkan baik di dunia nyata maupun di media sosial. Secara umum, subjek mengalami dampak berupa penurunan harga diri, ketergantungan validasi eksternal, hingga resiko gangguan makan dan kesehatan mental, akibat komentar negatif yang didapatkan di lingkungan sosial. Strategi kontrol yang dilakukan meliputi pembatasan makan, pemilihan pakaian, olahraga, hingga pengelolaan tampilan di media sosial.