INDONESIA:
Penerapan model project based learning pada pembelajaran akidah akhlak
di SMA Muhammadiyah Pangkal Pinang dapat memberikan pengalaman
belajar yang lebih mendalam dan bermakna bagi siswa, dengan melibatkan
mereka dalam proyek-proyek nyata, serta mendorong siswa untuk berfikir
kritis, kreatif, mandiri, mampu berkolaborasi, dan berkomunikasi. Penerapan
model PjBL ini menunjukkan banyak potensi positif. Namun, terdapat beberapa tantangan saat penerapannya. Salah satunya adalah kurang maksimalnya hasil penerapan model PjBL seperti banyaknya siswa yang belum terbiasa dengan model PjBL, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan proyek dan saat mempresentasikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan model Project Based Learning (PjBL) pada pembelajaran Akidah Akhlak di SMA Muhammadiyah Pangkal Pinang pada Kurikulum Merdeka. Model PjBL diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman nilai-nilai akidah dan akhlak melalui kegiatan proyek yang kontekstual danbermakna.

Jenis penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif model evaluasi
CIPP dari Daniel Stufflebeam. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
menyebar angket (kuesioner), wawancara, dan dokumen. Sampel penelitian ini yaitu siswa SMA Muhammadiyah Pangkal Pinang kelas XI MIPA dan XI IPS,
serta guru akidah akhlak.

Hasil evaluasi penerapan Project Based Learning (PjBL) pada
pembelajaran Akidah Akhlak di SMA Muhammadiyah Pangkal Pinang
menunjukkan hasil yang beragam. Dari sisi siswa, aspek konteks (context)
mencapai 27,28 atau jika di persentasekan 68,2% (sesuai), input 27,04 atau
67,6% (sesuai), dan product 28,13 atau 70,3% (sesuai), sementara aspek proses (process) hanya 24,91 atau 62,2% (kurang sesuai). Ini menunjukkan bahwa lingkungan sekolah dan desain pembelajaran relatif mendukung, serta hasil belajar siswa cukup baik, namun strategi pembelajaran, bimbingan, dan pengelolaan waktu perlu ditingkatkan secara signifikan. Dari perspektif guru, hasil evaluasi lebih positif. Aspek konteks mencapai 40 atau 100% (sangat sesuai), input 33 atau 82,5% (sangat sesuai), proses 32 atau 80% (sangat sesuai), dan product 33 atau 82,5% (sangat sesuai). Meskipun guru menunjukkan pemahaman dan kemampuan yang baik dalam menerapkan PjBL, pengembangan desain proyek yang lebih variatif dan rubrik penilaian yang lebih komprehensif masih diperlukan untuk mencapai implementasi yang optimal. Secara keseluruhan, implementasi PjBL menunjukkan potensi yang baik, tetapi membutuhkan upaya berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitasnya. Fokus pada peningkatan proses pembelajaran, baik dari sisi siswa maupun guru, melalui pelatihan guru, desain proyek yang lebih menarik, dan evaluasi yang lebih intensif, sangat penting untuk mencapai hasil belajar Akidah Akhlak yang maksimal.