Kurikulum dalam satuan Pendidikan adalah jantungnya, untuk itu jika kurikulum ini sudah direkonstruksi yang berbasis moderasi beragama maka diharapkan ke depan generasi muda islam menjadi pribadi yang moderat, pribadi yang tidak ekstrim kiri (radikal) dan ekstrim kanan (liberal). Sejak dini dididik para peserta didik agar memiliki sikap atau kepribadian moderat baik terhadap perbedaan secara internal (perbedaan pemahaman antar madzhab) maupun perbedaan eksternal (perbedaan suku ras budaya dan agama). Dalam buku ini penulis memberikan gambaran yang konkrit berdasarkan fakta dan data bahwa jika kurikulum yang diajarkan berbasis moderasi beragama memang terbukti bisa menjadikan para peserta didik menjadi pribadi yang moderat dalam menyikapi ajaran agamanya maupun ajaran agama yang lainnya. Berdasarkan angket yang disebarkan bisa disimpulkan bahwa para siswa di MAN khsusnya di MAN Yogyakarta dan MAN Bangka Belitung 98% sudah memiliki sikap yang moderat. Tentunya ini adalah hasil yang sangat signifikan dari implikasi kurikulum berbasis moderasi beragama terhadap sikap moderat siswa.
Semoga melalui program moderasi beragama ini ke depan para generasi muda islam tidak lagi terjebak dengan pemikiran pemikiran radikal dan liberal sehingga akan tumbuh dan berkembang generasi islami yang memiliki sikap moderat yang tidak eklusif akan tetapi mejadi generasi muda yang inklusif. Aamiin