Generasi Z yang tumbuh dalam keluarga yang tidak memiliki figur ayah dapat mengalami dampak yang signifikan dalam memilih calon pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman fatherless mempengaruhi cara generasi Z dalam memilih calon pasangan. Penelitian ini merupakan penelitian jenis fenomenologi dengan pendekatan interpretative phenomenological analysis (IPA). Data dikumpulkan dari hasil wawancara dan observasi kepada beberapa informan, serta didukung dokumentasi yang relevan dengan topik penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi Z yang tumbuh dalam keluarga fatherless cenderung memiliki kesulitan dalam memilih calon pasangan, sering terjebak dalam hubungan yang tidak sehat karena kurangnya peran ayah sebagai teladan dan sumber kepercayaan diri dalam kehidupan anak. Selain itu, mereka juga cenderung memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap pasangan dan hubungan romantis. Penelitian ini berimplikasi pada pentingnya peran ayah dalam pembentukan identitas dan kepercayaan diri anak, dikarenakan ketidakhadiran ayah dalam kehidupan seorang anak dapat berpengaruh terhadap pembentukan pola pikir dan nilai-nilai yang dibawa dalam kehidupan dewasa, terutama dalam hubungannya dengan orang lain.