Rahmasarita, Rahmasarita (2024) Bahasa sensasional pada pemberitaan kasus bunuh diri mahasiswa dalam ,membangun wacana copycat suicides pada media Detikcom. Undergraduate thesis, Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurahman Siddik.
Halaman Awal_2022040.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.
Download (1MB)
BAB 1_2022040.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (363kB) | Request a copy
BAB II_2022040.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (471kB) | Request a copy
BAB III_2022040.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (136kB) | Request a copy
BAB IV_2022040.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (472kB) | Request a copy
BAB V_2022040.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (102kB) | Request a copy
DAFTAR PUSTAKA_2022040.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (165kB) | Request a copy
Abstract
INDONESIA:
People's habits of excessive understanding of suicide news can cause more serious problems, including the occurrence of imitation suicides or what is more often called copycat suicides. The use of sensational language if consumed too excessively can encourage someone who is vulnerable or depressed because they are having a burden of problems to get the idea to imitate using similar methods which can increase cases of copycat suicides. In its reporting, Detikcom often uses sensational language in reporting on suicide incidents with the aim of attracting attention and gaining profits. The theory used is Norman Fairclough's theory of discourse analysis. Norman Fairclough's analysis can be found in three ways, namely text analysis, analysis of text production practices and analysis of socio-cultural practices. Discourse analysis was chosen because the sensational language found in the news is a form of discourse.The data source comes from suicide news on Detikcom and the data is obtained from headlines and news text content. The aim of this research is to reveal the intent, context and purpose of reporting on suicide. The results of this research show that sensational language such as inconsistencies in the choice of diction, dysphemism, violations of the code of ethics, frequent repetition of words or news and repetition to provide too much information about suicide victims used by the media can affect a person's psychology. The results of this research show that the Detikcom media in its reporting forms a discourse that people with mental health disorders and victims and perpetrators of suicide appear to be detrimental and dangerous. If this error occurs continuously, it can have a big impact on psychologists, people with similar mental health, and even the families left behind.
Abstrak
Kebiasaan masyarakat yang berlebihan dalam memahami berita bunuh diri dapat menyebabkan permasalahan yang lebih serius antara lain terjadinya peniruan bunuh diri atau yang lebih sering disebut dengan copycat suicides. Penggunaan bahasa sensasional jika dikonsumsi terlalu berlebihan dapat mendorong seseorang yang rentan atau depresi karena sedang memiliki beban masalah mendapatkan ide iuntuk meniru dengan menggunakan metode serupa yang dapat meningkatkan kasus copycat suicides. Dalam pemberitaanya Detikcom sering kali menggunakan Bahasa sensasional dalam memberitakan peristiwa bunuh diri dengan tujuan menarik perhatian dan mendapatkan kuntungan. Teori yang digunakan merupakan teori analisis wacana model Norman Fairclough. Analisis Norman Fairclough ini dapat ditemukan dalam tiga cara yaitu analisis teks, analisis praktik produksi teks dan analisis praktik sosial budaya. Analisis wacana dipilih karena bahasa sensasional yang terdapat pada berita merupakan sebuah wujud wacana. Metode deskriptif kualitatif dipilih untuk menguraikan dan mengungkapkan wacana di balik sebuah berita. Sumber data berasal dari berita bunuh diri di Detikcom dan datanya diperoleh dari headline dan isi teks berita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan maksud, konteks, dan tujuan dari sebuah pemberitaan bunuh diri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa sensasional seperti ketidak konsistenan dalam pemilihan diksi, disfemisme, pelanggaran kode etik, seringnya pengulangan kata maupun berita hingga repetisi guna memberikan terlalu banyak informasi korban bunuh diri yang digunakan media dapat memengaruhi psikologis seseorang. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa media Detikcom dalam pemberitaanya membentuk wacana bahwa orang-orang dengan gangguan kesehatan mental serta korban sekaligus pelaku tindakan bunuh diri seolah merugikan dan membahayakan. Keliruan tersebut apabila terjadi terus menerus, dapat menimbulkan dampak yang besar seperti terhadap para ahli psikologis, orang-orang dengan kesehatan mental serupa, hingga keluarga yang ditinggalkan.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Keywords: | sensasional; bunuh diri; berita; bunuh diri; copycat suicides; analisis wacana; norman fairclough |
Subjects: | 000 - Komputer, Informasi dan Referensi Umum > 070 Media berita, jurnalisme dan penerbitan > 070 Media berita, jurnalisme dan penerbitan |
Divisions: | Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam > Komunikasi dan Penyiaran Islam > Tugas Akhir |
Depositing User: | Rahma Sarita |
Date Deposited: | 01 Nov 2024 08:26 |
Last Modified: | 04 Nov 2024 08:38 |
URI: | http://repository.iainsasbabel.ac.id/id/eprint/2638 |