INDONESIA:
Konseling dalam mangatasi siswa broken home dan mengetahui dampak terjadinya broken home di MTS Negeri 1 Pangkalpinang. Jenis Penelitan yang digunakan oleh penulis yang dengan Judul “Strategi Guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam Mengatasi Masalah pada Siswa yang Mengalami Broken di MTs Negeri 1 Pangkalpinang” adalah menggunakan jenis penelitian Kualitatif dengan pendekatan secara deskriptif, sebagai objek penelitian adalah MTs Negeri 1 Pangkalpinang. Madrasah Tsanawiyah (MTS) Negeri 1 Pangkalpinang, sedangkan untuk teknik pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.

Dapat disimpulkan bahwa strategi guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah siswa broken mempunyai startegi tersendiri dalam penanganannya yaitu strategi secara direktif dan secara non direktif atau non pengarah, untuk strategi direktif berupa saran dan nasehat terkhususnya untuk siswa yang mengalami broken home lebih mengutamakan memahami dulu akar dari permasalahanya juga untuk konselor menggunakan teknik direktif itu sendiri yakni konselor lebih berperan aktif dalah mengarahkan jalannya konseling dan ke tahap penyelesaian masalahnya dan juga sebagai pemberi keputusan baiknnya untuk konseli, untuk strategi non direktif berupa umpan balik langsung kepada konseli seperti memberikan gambaran baik buruknya bagi konseli dan konseli mengambil keputusan tersendiri bagi dirinya. sedangkan untuk dampak terjadinya broken home yaitu berdasarkan kesimpulan bahwa dampak terjadinya broken home terhadap siswa yang bermasalah merupakan sangatlah berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak dapat merusak pertumbuhan anak apalagi pada saat anak mengejar pendidikan akan tidak fokus dalam pembelajaran membuat anak turun akan prestasi belajar, membuat anak bosan pada saat belajar, untuk sosial terhadap lingkungan membuat anak tidak pandai untuk bergaul serta membuat anak mengurung diri dan jika memiliki permasalahan dipendam sendiri sehingga menyebabkan anak membentuk emosi yang tidak stabil serta membuat anak tidak beretika terhadap yang lebih tua serta bersikap kasar terhadap teman sebayanya karena anak yang mengalami broken home ini ia cendurung tidak percaya diri yang hidup dalam dirinya.