INDONESIA:

Kehadiran berbagai fenomena dan dinamika Islam yang dihadapi pendidikan Islam di era globalisasi saat ini telah banyak menghabiskan analisa dari para pemerhati terutama kaum intelektual dalam menguak misteri tentang terorisme, fundamentalisme, dan radikalisme dalam Islam. Moderasi beragama adalah perilaku atau sikap memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil dan keseimbangan untuk menghindari perilaku ekstrim atau berlebihan dan pelaksanaannya. Moderasi beragama juga merupakan sikap hidup berdampingan dalam keberagaman agama dan sosial. Penanaman konsep moderasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya perlu di biasakan diri sejak dini, terutama pada siswa-siswi SD agar anak-anak jauh dari tindakan menyimpang.

Penelitian ini merupakan jenis kualitatif dengan menggunakan analisis data deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan penyajian datanya menggunakan reduksi data, penyajian data dan pengambilan keputusan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penanaman nilai-nilai moderasi beragama melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 8 Toboali yaitu: (1) akidah dilakukan dengan cara mempelajari tentang rukun iman mulai dari iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, sampai iman kepada Qada dan Qadar. (2) Pembelajaran ibadah dilakukan pada tiap jenjang dari kelas satu sampai kelas enam, materi tentang ibadah yaitu solat, puasa, zikir dan sebagainya selalu di ajarkan dan selalu di terapkan, dengan demikian anak-anak sudah mendapatkan penanaman tentang ibadah. (3) Peningkatan akhlak ditingkatkan melalui pembiasaan baik dilingkungan rumah maupun sekolah. (4) Pembentukan syari’at de’ngan menanamkan nilai-nilai keseimbangan menjalani kehidupan yang sesuai dengan syari’at agama Islam. Kendala dalam menanamankan nilai-nilai moderasi beragama melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri 8 Toboali adalah tingkat usia, faktor didikan keluarga, dan penggunaan teknologi yang diluar batas. Hambatan dirasakan ketika tidak semua kelas bisa langsung diberikan kegiatan bimbingan, guru PAI masih memerlukan adaptasi terhadap peserta didik untuk memberikan nilai-nilai moderasi dan religius yang lain secara khusus dan pembiasaannya.