INDONESIA:

Indonesia terkenal dengan warga negara yang ramah tamah, sehingga pengenalan multkulturalisme pada anak usia dini sangat penting diterapkan, bertujuan untuk menjadikan anak sebagai penerus generasi yang lebih peka terhadap sekitar, dalam artian ringan tangan untuk saling tolong menolong pada saat kesulitan tanpa pandang bulu, tidak melihat dari status sosial, agama, ras, suku. Pendidikan multikultural juga untuk melatih dan membangun karakter siswa agar mampu bersikap demokratis, humanis, dan pluralis dalam lingkungan mereka. Pendidikan multikultural juga dapat dijadikan sebagai landasan pengembangan kurikulum dan lainnya. Metodologi penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif ini lebih mengutamakan logika induktif, kategorisasi yang didapatkan peneliti dari pertemuan dengan informan yang berada dilapangan. Data yang didapatkan peneliti mengenai pendidikan berbasis multikultural melalui kunjungan tempat ibadah pada anak usia 5-6 tahun di TK Pembinnaan Pasir Putih Pangkalpinang melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan peneliti yaitu reduksi data atau pemilihan data yang dianggap penting dan membuang data yang tidak penting. Kemudian data yang penting tersebut disajikan sehingga dapat penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan berbasis multikultural melalui kunjungan tempat ibadah pada anak usia 5-6 tahun mencakup tiga tahapan meliputi: Tahap perencanaan, guru mempersiapkan segala sesuatu yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan pembelajaran berbasis multikultural melalui kunjungan tempat ibadah. Kedua tahap pelaksanaan, guru-guru melakukan seperti yang sudah ditetapkan pada perencanaan. Ketiga tahap evaluasi, guru menilai dengan cara mengamati dan mencatat lalu menyesuaikan dengan aspek yang dinilai. Dengan pendidikan berbasis multikultural melalui kunjungan tempat ibadah pada anak usia 5-6 tahun anak dapat menerima perbedaan yang ada disekitar seperti perbedaan agama, status sosial atau kasta, ras, dan budaya. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan berbasis multikultural melalui kunjungan tempat ibadah dapat berkembang dari awalnya belum berkembang menjadi berkembang sesuai harapan.