Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Salah satu ciri khas dari bank syariah yaitu tidak menerima atau membebani bunga kepada nasabah tetapi menerima atau membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan akad-akad yang diperjanjikan. Pembiayaan modal kerja di Bank Sumsel Babel Cabang Syariah menggunakan akad musyarakah, dalam penyaluran pembiayaan musyarakah ini terdapat pembiayaan bermasalah yang disebabkan oleh beberapa faktor, dalam hal ini pihak bank menerapkan strategi penanganan pembiayaan bermasalah, salah satunya dengan menerapkan kebijakan restrukturisasi pembiayaan yang bertujuan untuk penyelematan pembiayaan nasabah.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknis pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara dan dokumntasi. Teknis analisis menggunakan model analisis interaktif (berkelanjutan) Miles dan Huberman, terdiri dari: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah pada faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayan bermasalah disebabkan oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain, kurangnya analisis secara mendalam dari pihak bank kepada calon nasabah pembiayaan sehingga menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah. Sedangkan faktor eksternalnya, antara lain penurunan ekonomi pada masyarakat, bad karakter, kegagalan usaha nasabah yang menyebabkan nasabah mengalami penurunan kemampuan bayar dan faktor alam yang menyebabkan kegagalan usaha nasabah. Pada mekanisme restrukturisasi pembiayan proyek sudah sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/9/PBI/2011 “tentang restrukturisasi pembiayaan bagi bank syariah dan unit usaha syariah”.