Permasalahan ini berdasarkan pertimbangan bahwa saat ini mutlak dibutuhkan alternatif-alternatif yang praksis dalam pemberian bimbingan keagamaan, terlebih khusus metode bimbingan konseling Islam Ustaz Riduan bagi masyarakat di Majelis Misbahuzh zholam Desa Cupat, Bangka Barat. Demikan itu, setidaknya sebagai pembelajaran bagi para pembimbing bahwa seiring perkembangan zaman, maka metode strategi pemberian bimbingan pun harus turut diperhitungkan dan dikembangkan.

Penelitian ini merupakan hasil kajian dan pengamatan atas pemberian bimbingan konseling Islam di Desa Cupat, Kecamatan Parittiga, Kabupaten Bangka. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena dianggap relevan dan akurat serta berkenaan dengan pembahasan skripsi ini, yaitu dengan menggunakan jenis penelitian lapangan (field research). Pengumpulan data utamanya dilakukan melalui wawancara tidak terstruktur, diperkuat dengan observasi langsung dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa jamaah sangat rutin mengikuti pengajian selain mereka suka dengan ustaz Riduan mereka juga merasa lebih tenang dan percaya diri dalam menjalani hidupnya. Hal ini disebabkan tidak lepasnya peran ustaz Riduan dalam membimbing mereka, hal ini karena sesuai bahwa manusia terdiri dari dua unsur yaitu Jasmani dan Rohani. Kedua unsur tersebut membutuhkan suplemen sebagai sumber kekuatan diri, Jasmani dengan memberikan kebutuhan fisiologis terdiri dari makan, minum, dan kebutuhan pokok yang lain. Sedangkan Rohani tidak bisa diberikan suplemen seperti suplemennya Jasmani, sehingga suplemen Rohani adalah dengan mengimplementasikan ajaran syariat Islam dalam kehidupan dan menghayatinya.

Tidak hanya itu, faktor-faktor yang terdapat pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam tersebut, baik pendukung ataupun penghambat. Faktor pendukung yang dimaksud adalah hal-hal yang turut andil dalam mendukung proses pelaksanaan bimbingan konseling Islam, meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksud mencakup peranan jamaah, baik segi pendidikan dan masyarakatnya. Sedangkan dilihat dari eksternalnya mencakup lingkungan masyarakat, pendidikan, dan perekonomian jamaah. Adapun faktor penghambat adalah hal-hal yang menjadi penghambat dalam proses pelaksanaan bimbingan konseling keagamaan, baik internal maupun eksternal.