Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam dengan sistem asrama atau pondok yang mana kegiatan utamanya yaitu belajar agama islam di bawah bimbingan Kyai yang diikuti para santri, Pondok pesantren merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada laba namun penting adanya laporan keuangan yang baik dan benar. Perkembangan peraturan standar atau pedoman yang semakin lengkap membuat IAI bersama BI pada tahun 2018 mengeluarkan SAK ETAP mengenai Akuntansi Pesantren yang melihat bagaimana proses perlakuan akuntansinya terhadap penyajian laporan keuangan yang tahapannya dimulai dari pengakuan dan pengukuran, penyajian dan pengungkapan. Agar pondok pesantren mampu penyusun laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di Indonesia.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verivikasi, adapun pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data-data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti menyatakan bahwa Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussalam Desa Permis Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan belum menerapkan pencatatan keuangan yang akuntabel, karna pencatatan yang dilakukan hanya berupa pemasukan kas dan pengeluaran kas yang dicatat secara manual pada buku kas. kemudian Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Darussalam Desa Permis Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Bangka Selatan seharusnya sudah bisa menerapkan pencatatan laporan keuangan berdasarkan akuntansi pesantren yaitu berdasarkan SAK ETAP, hanya saja masih terdapat beberapa pencatatan yang belum disajikan seperti pencatatan aset tetap, aset neto dan lain-lain, serta kurangnya pemahaman pengurus pondok pesantren di bagian keuangan mengenai akuntansi pesantren sehingga menjadi salah satu penghalang belum diterapkannya laporan keuangan dengan standar akuntansi pesantren berdasarkan SAK ETAP.