INDONESIA:
Perceraian merupakan suatu dinamika rumah tangga, perceraian terjadi karena adanya pernikahan. Dalam rumah tangga orang tua memiliki kewajiban dalam mendidik anak-anaknya dalam kehidupan terkecuali dalam hal mendidik rumah tangga, namun ikut campur orang tua yang berlebihan dalam rumah tangga anak dapat menyebabkan suatu perceraian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini 1. Bagaimana Kronologi dan Fakta Hukum dalam Perkara Perceraian Nomor 16/Pdt.G/2024/PA.Sglt; dan 2. Apa Pertimbangan Hakim dalam Memutuskan Perkara No.16/Pdt.G/2024/PA.Sglt.

Jenis penelitian ini adalah yuridis normatif dengan menggunakan studi kepustakaan atau studi dokumentasi, pendekatan yang digunakan ialah kualitatif yaitu studi perkara dan perundang-undangan.

Hasil penelitian adalah penggugat sudah tidak sanggup lagi hidup bersama dengan tergugat karena orang tua tergugat sering ikut campur dalam rumah tangga mereka sehingga menimbulkan perselisihan terus menerus. Pertimbangan Hakim Pengadilan Agama sungailiat dalam menyelesaikan dan memutus perkara perceraian dipicu intervensi orang tua didasarkan pada: (a) beberapa alasan yang diajukan oleh penggugat yakni istri terhadap tergugat yakni suami; (b) penjelasan dari saksi-saksi yang dihadirkan penggugat; (c) upaya mediasi terhadap penggugat dan tergugat yang tidak berhasil karena tergugat tidak hadir (d) pengadaan musyawarah yang diupayakan kedua belah pihak keluarga yang juga tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak (1) kedua belah pihak sudah berpisah rumah selama 6 bulan lebih (1) kedua belah pihak sadah tidak saling menyayangi (e) kedua belah pihak sudah tidak dapat membentuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah berdasarkan Al-Qur'an Surah Ar-Rum Aayat (21). Oleh karena itu, Majelis Hakim Pengadilan Agama Sungailiat mengabulkan gugatan Penggugat secara Verstek dengan alasan dalil-dalil gugatan penggugat telals memenuhi ketentuan pasal 19 huruf (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (1) Kompilasi Hukum Islam.