INDONESIA
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki karakteristik berbeda-beda, baik dilihat dari segi fisik, emosi, ataupun mental. Pendekatan saintifik dikembangkan dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran seperti: mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/asosiasi, membentuk jejaring (melakukan komunikasi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis. Pertama, menganalisis dan mengetahui penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran pendidikan agama islam pada materi shoat wajib anak berkebutuhan khusus yang bertempat di SB Pangkalpinang.

Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara terhadap Kepala Sekolah, Guru PAI, dan siswa serta dokumentasi. Teknik analisis data sendiri terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta verifikasi data.

Hasil penelitian menunjukan pertama, penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran PAI pada materi shalat wajib untuk anak tunagrahita kelas VII di SLB Pangkalpinang dilaksanakan secara fleksibel dan adaptif. Proses pembelajaran mengikuti lima tahapan saintifik: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan, dengan penyesuaian pada kemampuan fisik siswa. Guru memberi contoh gerakan shalat yang disesuaikan dan memberi ruang kepada siswa untuk mempraktikkan shalat sesuai kemampuan tubuh mereka masing-masing. Kedua, Pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik dinilai praktis dan efektif. Guru menggunakan media visual seperti video, gambar, dan alat bantu ibadah untuk mempermudah siswa memahami materi. Efektivitas bahan ajar terlihat dari meningkatnya pemahaman dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran meskipun mereka memiliki keterbatasan fisik. Pembelajaran praktis prosesnya dilaksanakan dengan mudah, efisien dan sesuai dengan kondisi nyata pada lapanganserta memiliki beberapa kriteria seperti metode diterapkan guru tanpa hambatan besar, guru maupun siswa memahami alur pembelajaran sistematis, media dan sumber ajar mudah ditemukan, waktu pelaksanaan sesuai tidak membebani kegiatan lain, evaluasi dan asesmen mudah. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik relevan diterapkan untuk siswa tunagrahita, selama disertai dengan fleksibilitas dalam pelaksanaan.