INDONESIA:
Nomophobia, yang didefinisikan sebagai ketakutan atau kecemasan berlebihan saat seseorang tidak dapat mengakses atau menggunakan smartphone, telah menjadi perhatian serius di kalangan remaja dan siswa, berdampak negatif pada kesehatan mental, kualitas belajar, hubungan sosial, dan regulasi emosi.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain pre-test dan post-test yang melibatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan penelitian. Sampel diambil dari populasi tersebut menggunakan teknik sampling tertentu, dengan jumlah sampel yang representatif untuk masing-masing kelompok eksperimen dan kontrol. Teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik data, serta analisis inferensial seperti uji-t (t-test) untuk membandingkan perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada pre-test dan post-test.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berhasil mengurangi tingkat smartphone di kalangan siswa serta meningkatkan kesadaran diri dan pengelola emosi. Untuk mengatasi masalah ini peneliti merekomendasikan beberapa strategi seperti penguatan antara sekolah dan orang tua. Kolaborasi ini penting untuk mendukung peserta didik dalam mengelola smartphone.