INDONESIA:
Cerai gugat merupakan bentuk perceraian yang diajukan oleh istri kepada suami melalui Pengadilan Agama dengan alasan-alasan tertentu, seperti tidak adanya keharmonisan, kekerasan dalam rumah tangga, atau ketidakhadiran nafkah lahir dan batin. Fenomena peningkatan perkara perceraian yang terjadi di setiap pengadilan, terutama dengan meningkatnya perkara cerai gugat yang diajukan oleh istri ke Pengadilan Agama Pangkalpinang Kelas IA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis putusan hakim dalam mengabulkan perkara cerai gugat dan analisis peningkatan perkara cerai gugat pada tahun 2022 di Pengadilan Agama Pangkalpinang Kelas IA.

Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris, dengan pendekatan deskriptif kualitatif, untuk memahami hukum dimasyarakat melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui pengumpulan data dari instansi terkait, mengklasifikasi materi data, pengeditan atau penelaah terhadap data yang terkumpul dan menyajikan data dari hasil penelitian, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang menjawab permasalahan dari penelitian ini.

Hasil Penelitian Analisis Hukum Terhadap Peningkatan Perkara Cerai Gugat Tahun 2022 (Studi Kasus di Pengadilan Agama Pangkalpinang Kelas I A) menunjukkan bahwa faktor utama yang mendorong istri mengajukan cerai gugat meliputi ketidakharmonisan dalam rumah tangga yang menyebabkan pertengkaran terus-menerus, kurangnya tanggung jawab suami, perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, dan masalah ekonomi. Di sisi lain, hakim dalam memutus perkara mempertimbangkan aspek hukum, moral, dan keadilan berdasarkan bukti serta keterangan para pihak. Fenomena ini juga menunjukkan bahwa perempuan semakin sadar akan hak-hak hukumnya dan berani mengambil langkah hukum demi menjaga martabat dan kelangsungan hidupnya.