INDONESIA
Penelitian ini membahas Implementasi Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2023 Tentang Syarat Perceraian Ditinjau Dari Maqāṣid Asy-Syarī’ah (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Pangkalpinang Kelas IA). SEMA No. 3 Tahun 2023 hadir sebagai pedoman baru yang mempertegas syarat dan prosedur perceraian, di antaranya penegasan batas minimal pisah tempat tinggal dan upaya mediasi sebagai syarat dikabulkannya permohonan cerai. Penelitian ini memfokuskan untuk mengkaji sejauh mana implementasi SEMA No. 3 Tahun 2023 di Pengadilan Agama Pangkalpinang Kelas IA sesuai dengan regulasi yang berlaku dan nilai-nilai hukum Islam.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis empiris. Data diperoleh melalui wawancara dengan hakim yang menangani perkara perceraian, serta analisis dokumen perkara perceraian di Pengadilan Agama Pangkalpinang Kelas IA, kemudian diolah menggunakan aplikasi N Vivo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi SEMA Nomor 3 Tahun 2023 telah meningkatkan konsistensi dan efisiensi dalam penanganan perkara perceraian. Dari sudut pandang maqāṣid asy-syarī’ah, penerapan SEMA ini sejalan dengan tujuan syariat Islam untuk menjaga kemaslahatan (mashlahah) keluarga dan masyarakat, khususnya dalam menjaga lima unsur pokok: agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Penegakan syarat dan prosedur perceraian yang lebih ketat diharapkan dapat meminimalisir kemafsadatan dan memastikan perceraian hanya terjadi jika memang tidak dapat dihindari, sehingga tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dalam rumah tangga.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa implementasi SEMA No. 3 Tahun 2023 di Pengadilan Agama Pangkalpinang telah berjalan sesuai regulasi, tetapi masih menghadapi tantangan dalam penyesuaian dengan kebijakan terbaru. Dari perspektif Maqāṣid Asy-Syarī’ah implementasi prinsip ini dinilai memberikan manfaat hukum yang lebih luas dan sejalan dengan nilai-nilai keadilan dalam Islam.