INDONESIA:
Permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya degradasi moral yang terjadi pada generasi muda akibat perkembangan teknologi yang tidak dibarengi dengan karakter religius. Sehingga mengakibatkan kasus kenakalan remaja meningkat secara signifikan berdasarkan data kasus kenakalan remaja di Tanjungpandan, Belitung dari tahun 2023 hingga Agustus 2024 seperti tawuran, minuman beralkohol, indikasi tindak asusila, dan penyalahgunaan obat-obatan. Berdasarkan hal tersebut pendidikan karakter religius sangat penting diterapkan kepada remaja sejak dini. Oleh karena itu sekolah berperan penting dalam menerapkan pendidikan karakter religius kepada peserta didik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan implementasi pendidikan karakter religius di sekolah dan apa saja faktor pendorong dan faktor yang menghalanginya.

Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan teknik pengumpulan data yakni wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun partisipan dalam penelitian ini yakni kepala sekolah, guru pembina Imtaq sekaligus guru mata pelajaran PAI, dan peserta didik Kelas XI. Analisis data yang digunakan berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian pelaksanaan implementasi pendidikan religius dalam program pembinaan Imtaq di SMA Muhammadiyah Tanjungpandan, Belitung sudah berjalan dengan baik. Namun masih ada beberapa peserta didik Kelas XI yang masih belum terbiasa dengan kegiatan tersebut sehingga perlu pembinaan yang lebih efektif lagi dan pengawasan dari guru pembina. Dengan demikian, implementasi pendidikan karakter religius dalam program pembinaan Imtaq di Kelas XI butuh waktu yang cukup banyak agar mereka terbiasa dalam mengikuti program pembinaan Imtaq. Oleh karena itu, implementasi pendidikan karakter religius dalam program pembinaan Imtaq di Kelas XI SMA Muhammadiyah Tanjungpandan, Belitung belum sepenuhnya berjalan optimal.