INDONESIA:
Penelitian ini dilatarbelakangi menurunnya kualitas perilaku keberagamaan remaja di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang pesat. Banyak remaja mengalami penurunan minat dalam menjalankan ibadah seperti salat, kurang menunjukkan adab terhadap orang tua dan guru, serta terpengaruh oleh gaya hidup bebas yang bertentangan dengan ajaran agama. Fenomena seperti pergaulan bebas, hilangnya rasa malu, rendahnya rasa tanggung jawab terhadap nilai-nilai agama, serta lemahnya kesadaran spiritual menjadi masalah nyata dalam kehidupan remaja saat ini.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif asosiatif. Sampel berjumlah 40 remaja yang aktif mengikuti pengajian di Desa Payabenua, dengan teknik sampling jenuh. Instrumen yang digunakan berupa angket skala Likert yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya untuk memastikan keabsahan data.

Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa pengajian guru kampung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku keberagamaan remaja, dengan nilai signifikansi sebesar 0,605 (p > 0,05) dan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,007. Temuan ini mengindikasikan bahwa meskipun pengajian guru kampung memiliki nilai penting dalam pembinaan keagamaan, namun faktor lain di luar pengajian lebih dominan memengaruhi perilaku keberagamaan remaja. Dengan demikian, hipotesis nol (H₀) diterima dan hipotesis alternatif (Hₐ) ditolak.