INDONESIA:
Dalam sistem perbankan syariah, pembiayaan merupakan instrumen utama dalam mendukung profitabilitas bank. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menyalurkan pembiayaan melalui akad musyarakah, murabahah, dan istishna sesuai prinsip syariah. Namun, selama periode 2018–2022, profitabilitas bank mengalami fluktuasi, mengindikasikan adanya tantangan dalam pengelolaan pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh receivable financing (musyarakah) dan inventory financing (murabahah dan istishna) terhadap profitabilitas bank, baik secara parsial maupun simultan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder berupa laporan keuangan bulanan Bank Muamalat periode 2018–2022. Analisis dilakukan menggunakan regresi linier berganda dengan variabel independen musyarakah (X1), murabahah (X2), dan istishna (X3), serta variabel dependen profitabilitas (Y). Sebelum analisis, data diuji dengan uji asumsi klasik dan dilanjutkan dengan uji t, uji F, serta koefisien determinasi (R²) untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, dengan nilai p-value sebesar 0,0549 (> 0,05). Sebaliknya, pembiayaan murabahah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai koefisien 0,147158 dan p-value 0,0000 (< 0,05), sehingga menjadi kontributor utama dalam peningkatan laba bank. Pembiayaan istishna juga menunjukkan koefisien positif sebesar 0,057560, tetapi tidak signifikan secara statistik dengan nilai p-value sebesar 0,1126 (> 0,05). Secara simultan, ketiga jenis pembiayaan tersebut berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank, yang ditunjukkan oleh nilai F-statistic sebesar 30,47836 dan probabilitas 0,000000 (< 0,05). Adapun nilai koefisien determinasi (Adjusted R²) sebesar 0,5998 menunjukkan bahwa 59,98% variasi profitabilitas dapat dijelaskan oleh variabel musyarakah, murabahah, dan istishna secara bersama-sama.