INDONESIA:
Indonesia mengalami penurunan pada sektor ekonomi yang menyebabkan perlambatan laju pertumbuhan ekonomi. Bank syariah perlu menjaga kualitas asetnya agar dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Sukuk korporasi sebagai sumber pembiayaan dapat meningkatkan investasi dan produktivitas sedangkan total aset perbankan syariah mencerminkan kapasitas alokasi dana untuk sektor produktif tetapi kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sukuk korporasi dan total aset perbankan syariah itu menjadi penghambat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak langsung. Data tersebut diambil dari website OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BPS (Badan Pusat Statistik). Data pada penelitian ini bersifat data time series (runtun waktu) dan pengolahan datanya menggunakan interpolasi data dari data tahunan ke bulanan. Analisis data yang digunakan yaitu, statistik deskriptif, uji asumsi klasik, regresi linear berganda dan uji hipotesis menggunakan bantuan E-views 9.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini uji hipotesis menunjukkan bahwa pertama, secara parsial sukuk korporasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 2018-2022. Hal ini dapat dilihat dari nilai prob. (signifikansi) sebesar 0.0060 <0.05. Nilai t-statistic pada hasil pengujian tersebut menunjukan -2.853083. Hasil ini menunjukkan bahwa sukuk korporasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kedua, secara parsial total aset perbankan syariah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada periode 2018-2022. Hal ini dapat dilihat dari nilai prob. (signifikansi) sebesar 0.0075 (<0.05). Nilai t-statistic pada hasil pengujian tersebut menunjukan 2.773180. Maka ini menunjukkan bahwa total aset perbankan syariah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketiga, secara simultan sukuk korporasi dan total aset perbankan syariah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 2018-2022. Hal ini dapat dilihat dari nilai prob (F-statistic) sebesar 0.021230 <0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.