Permasalahan yang terjadi di SMAN 4 Pangkalpinang adalah rendahnya sikap disiplin peserta didik yang berkaitan dengan pelanggaran tata tertib sekolah. Contoh dari sikap tidak disiplin tersebut yaitu peserta didik datang terlambat, sering membolos, sering berkelahi, tidak memakai ikat pinggang dan dasi. Selain itu ada juga masalah kedisiplinan yang berkaitan dengan kurangnya kedisiplinan peserta didik saat proses pembelajaran. Saat di dalam kelas, peserta didik berbuat kegaduhan seperti asyik mengobrol sendiri dengan teman sebangku sehingga menyebabkan informasi yang disampaikan guru tidak dipahami oleh peserta didik
Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yakni penelitian yang bersifat deskriptif. pengumpulan data penulis lakukan dengan metode reduksi data, penyajian data, dan verificatioan data dari hasil wawancara dengan bapak kepala sekolah, guru PAI, guru BK, dan peserta didik kelas XI. penulis juga melakukan pengumpulan data dengan dokumentasi melalui buku-buku, dokumentasi dan gambar-gambar.
Hasil penelitian pembinaan karakter disiplin peserta didik kelas XI di SMAN 4 Pangkalpinang tidak lepas dari perannya kepala sekolah dan guru. Terutama guru PAI dan guru BK. Guru PAI dan guru BK akan bekerja sama dalam membina karakter disiplin peserta didik kelas XI. Pembinaan karakter disiplin peserta didik kelas XI tersebut menggunakan metode. Metode yang paling sering kali digunakan adalah metode reward dan punishment. biasanya reward bagi peserta didik yang disiplin yaitu sebuah pujian. Berbeda dengan peserta didik yang tidak disiplin akan diberikan punishment. Ada 2 faktor yang menjadi kendala dalam membina karakter disiplin peserta didik kelas XI yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari diri peserta didik. Sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan (keluarga dan teman).