INDONESIA:
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh sikap keuangan, kontrol diri, dan pendapatan terhadap perilaku menabung di Bank Syariah pada masyarakat Desa Tiang Tarah. Bank Syariah hadir sebagai sistem keuangan alternatif yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah, menolak praktik riba, serta menekankan keadilan dan keberkahan dalam setiap transaksi. Namun, tingkat partisipasi masyarakat pedesaan dalam memanfaatkan layanan perbankan syariah masih relatif rendah. Hal ini mendorong perlunya analisis mendalam terhadap faktor-faktor psikologis dan ekonomi yang dapat memengaruhi perilaku menabung masyarakat secara khusus dalam konteks perbankan syariah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode asosiatif kausal. Populasi penelitian mencakup 701 individu yang terdiri dari 519 kepala keluarga dan 182 remaja, dengan penentuan jumlah sampel melalui rumus Taro Yamane. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner terstruktur, sementara analisis data dilakukan dengan regresi linier berganda menggunakan perangkat lunak SPSS versi 22.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Sikap keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung (t-hitung = 3,944 > t-tabel = 1,987; signifikansi = 0,000 < 0,05); (2) Kontrol diri tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku menabung (t-hitung = 1,163 < t-tabel = 1,987; signifikansi = 0,248 > 0,05); dan (3) Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung (t-hitung = 6,970 > t-tabel = 1,987; signifikansi = 0,000 < 0,05). Secara simultan, ketiga variabel tersebut terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku menabung di Bank Syariah (F-hitung = 103,404 > F-tabel = 2,71; signifikansi = 0,000 < 0,05).

Penelitian ini menyimpulkan bahwa peningkatan sikap keuangan positif dan pendapatan masyarakat perlu diprioritaskan untuk mendorong partisipasi yang lebih tinggi dalam sistem perbankan syariah. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi pengaruh variabel literasi keuangan syariah dan religiusitas sebagai faktor tambahan yang potensial.