INDONESIA:
Fokus penelitian ini mengacu pada bagaimana manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas XII Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran 2 di SMK Negeri 1 Sungailiat. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan manajemennya serta kendala yang terjadi dalam implementasi manajemen tersebut. Adapun manajemen sarana prasarana meliputi perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan penghapusan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi,wawancara, dan dokumentasi. Ada lima informan yaitu kepala sekolah, guru PAI, waka sarana prasarana, ketua komite, dan peserta didik. Data dianalisis melalui model Milles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada tahap perencanaan, SMK Negeri 1 Sungailiat sangat memperhatikan standar sarana dan prasarana dan melakukan analisis kebutuhan berdasarkan materi, jumlah pemakainya, waktu/jangka penggunaan, lokasi, dan anggaran/biaya. Pada tahap pengadaan, dilakukan dengan cara membeli menggunakan anggaran pemerintah baik APBD maupun APBN, dan komite sekolah. Namun, pengadaan ini masih dikatakan kurang karena ada ketersediaan barang yang masih kurang. Pada tahap pengaturan, sekolah melakukan inventarisasi setiap tahun. Selain itu, dalam menjaga sarana prasarana, sekolah memiliki tempat penyimpanan dan perawatan secara rutin baik harian, mingguan, bulanan, triwulan hingga tahunan. Pada tahap penggunaan, memakai alat bantu seperti boneka dalam materi yang dimulai dari memandikan hingga sholat jenazah itu sangat membuat peserta didik senang, antusias, keinginan untuk melakukan dengan baik, dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Dalam penggunaan sarana prasarana ditentukan oleh materi, fungsi, dan ada juga yang berdasarkan jadwal. Adapun tahap yang terakhir yaitu penghapusan. Dalam tahap ini, penghapusan sudah dilakukan berdasarkan syarat yang berlaku. Penghapusan di SMK Negeri 1 Sungailiat sudah pernah dilakukan, seperti meja dan kursi peserta didik, dan beberapa meja di kantor. Namun, di sekolah ini belum pernah melakukan penghapusan dengan cara pelelangan. Apalagi dalam sarana prasarana mata pelajaran PAI belum pernah dilakukan penghapusan sampai melibatkan pemerintah. Dalam impementasi manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran PAI ada beberapa kendala, yaitu ketersediaan barang seperti buku di perpustakaan jumlahnya ada yang kurang, jumlah alat sholat yang tidak banyak dan alat peraga yang terbatas yaitu hanya 1 saja, infocus ada beberapa yang rusak sehingga memakainya bergiliran. Mengenai anggaran, pihak sekolah menyatakan masih bisa dikompromi bersama yang dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Adapun selama pandemi, membuat sekolah harus mencari strategi bagaimana pembelajaran tetap berlangsung namun tak mengurangi motivasi belajar peserta didik.