Merokok menjadi salah satu perilaku yang dianggap wajar di kalangan remaja sebagai salah satu pembangun eksistensi diri agar remaja tersebut dianggap jantan (gentle) dan bukan pecundang. Di Indonesia sekarang ini tingkat merokok remaja semakin meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena remaja cenderung penasaran, coba-coba, serta ikut-ikutan trend zaman sekarang. Keadaan ini yang membuat remaja terjerumus ke dalam pengaruh lingkungan merokok yang diakibatkan kurangnya asertif pada diri remaja. Ketika remaja memiliki tingkat asertivitas yang tinggi, maka hal tersebut akan mencegah remaja untuk ikut-ikutan merokok. Dalam hal ini, upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku merokok adalah pemberian pelatihan asertif terhadap remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implementasi pelatihan asertif yang diberikan kepada remaja terhadap upaya untuk mencegah terjadinya perilaku merokok dan untuk melihat pengaruh dari perbedaan sebelum diberikan pelatihan dan sesudah diberikan pelatihan asertif pada siswa MTSN 1 Pangkalpinang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan one group pretest-posttest design. Populasi pada penelitian ini berjumlah 312 siswa di MTSN 1 Pangkalpinang dengan sampel 10 subjek. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen alat ukur yang digunakan adalah skala perilaku merokok sebanyak 49 item dan modul yang digunakan sebagai pedoman pelatihan asertif adalah modul pelatihan asertif (menolak ajakan merokok). Teknik pengolahan data menggunakan SPSS 22. Dari hasil analisis data Paired Sample T Test menunjukkan bahwa koefisien sebesar p = 0,124 > 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum diberikan pelatihan dan sesudah diberikan pelatihan asertif. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa dengan melalui pemberian pelatihan asertif dapat membuat sikap asertif pada remaja menjadi meningkat. Akan tetapi, dalam penelitian ini terdapat faktor-faktor yang menyebabkan tidak adanya pengaruh dari perbedaan sebelum dan setelah diberikan pelatihan asertif diantaranya; metode pelatihan yang kurang tepat, motivasi remaja yang rendah dalam mengikuti pelatihan, serta waktu diskusi dan pelatihan yang terlalu singkat.