INDONESIA:
Pertumbuhan industri perhotelan syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan signifikan seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ekonomi Islam. Salah satu instrumen penting dalam pengelolaan hotel syariah adalah pencatatan keuangan yang mengacu pada PSAK 107 tentang ijarah (sewa menyewa). Namun, dalam praktiknya, banyak hotel syariah, termasuk Hotel Apri Inn Syariah Pangkalpinang, masih belum sepenuhnya menerapkan standar tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pencatatan keuangan di hotel tersebut dan mengukur kesesuaiannya dengan ketentuan PSAK 107.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan pendekatan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Informan penelitian adalah pihak manajemen dan staf keuangan Hotel Apri Inn Syariah yang terlibat dalam proses pencatatan transaksi keuangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencatatan transaksi pendapatan sewa di Hotel Apri Inn Syariah masih dilakukan secara manual dengan menggunakan buku tamu, nota pembayaran, dan laporan kas. Implementasi PSAK 107 belum optimal, terutama dalam aspek pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi ijarah. Kendala utama dalam penerapan PSAK 107 di hotel ini adalah kurangnya pemahaman manajemen terhadap standar akuntansi syariah, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang akuntansi syariah, serta belum tersedianya sistem pencatatan keuangan berbasis teknologi. Penelitian ini merekomendasikan agar Hotel Apri Inn Syariah segera menerapkan pencatatan keuangan yang sesuai dengan PSAK 107 guna meningkatkan transparansi dan akurasi laporan keuangan serta memastikan kepatuhan terhadap prinsip akuntansi syariah.