INDONESIA:
Kinerja keuangan suatu bank dapat dilihat dari tingkat profitabilitasnya
dalam menghasilkan laba. Pada Unit Usaha Syariah, tingkat profitabilitas diukur menggunakan rasio Return on Asset (ROA) sebagai indikator untuk menilai kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dari aset yang dimiliki. Berdasarkan laporan keuangan Unit Usaha Syariah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan penurunan dua tahun secara berturut-turut tahun 2019-2020 dan penurunan signifikan tahun 2022 dari 5 periode tahun 2018-2022 yang diikuti oleh fluktuasi dari beberapa rasio. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Unit Usaha Syariah di Indonesia tahun 2018-2022.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan uji
regresi linear berganda. Pendekatan ini dilakukan dengan cara berpikir deduktif untuk menemukan hipotesis. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dengan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis dengan menggunakan alat bantu program Sofware SPSS versi 26.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA berdasarkan nilai thitung < ttabel = -2,009 < 2,056, dengan nilai signifikan = 0,055 > 0,05. Variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA berdasarkan nilai thitung > ttabel yaitu -2,711 > 2,056 dengan nilai signifikan = 0,012 > 0,05. Variabel FDR berpengaruh signifikan terhadap ROA berdasarkan nilai thitung < ttabel = 2,837 > 2,056, dengan nilai signifikan = 0,009 < 0,05. NPF, BOPO dan FDR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas Unit Usaha Syariah di Indonesia tahun 2018 -2022. Berdasarkan nilai Fhitung < Ftabel = 7,924 > 2,96, dengan nilai signifikan = 0,001 < 0,05.