INDONESIA:
Penentuan akurasi arah kiblat tidak hanya berlaku kepada orang yang shalat saja tetapi juga berlaku untuk mayat yang berada di perkuburan, dalam hal ini kurangnya pengetahuan dan perhatian masyarakat terhadap akurasi arah kiblat pada perkuburan dan hanya memperhatikah arah kiblat pada masjid/mushala saja. Sebagaimana Rasulullah dan para sahabat ketika dimakamkan, jasad mereka dihadapkan ke arah kiblat. Syafi’iyyah, Hanafiyyah dan Imamiyyah berpendapat bahwa hal tersebut menjadi sebuah kewajiban. Sedangkan Hanabilah dan Malikiyyah mengatakan sunnah.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deksriptif kualitatif. Sumber dari penelitian ini yaitu data primer yang diperoleh dari observasi dan wawancara dengan beberapa ketua kepengurusan perkuburan, beserta wawancara dengan beberapa tokoh agama yang berada pada setiap perkuburan Desa/Kelurahan yang diteliti. Kemudian dilengkapi pula dengan data sekunder yaitu bahan pustaka yang berhubungan dengan ilmu falak khususnya arah kiblat, seperti buku-buku yang berkaitan dengan penelitian, jurnal hukum, skripsi, internet serta literatur-literatur yang mendukung.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa arah kiblat perkuburan yang ada di Kabupaten Bangka belum akurat, dan untuk pengukuran akurasi arah kiblat menggunakan istiwaaini menghasilkan bahwasannya kiblat berada pada sebelah kanan matahari dengan akurasi derajat rata-rata di antara 19°,20°, 21°,23°, 25° pengukuran pada ba’da zuhur dan 202°, 204°, 206°, 210° pengukuran pada pagi hari sebelum zuhur. Dan selisih arah kiblat tiap perkuburan rata-rata yaitu 3°,4°,7° kurang ke Utara dan 1° sampai 15° melenceng ke Selatan, dan faktor diduga kuat yang menjadi penyebab kesalahan dalam penentuan arah kiblat adalah masih menggunakan perkiraan arah barat dan arah kiblat makam yang lama. Untuk faktor geografisnya lokasi, posisi, bentuk, luas dan jarak yang harus diterapkan dalam penguburan jenazah. Dan faktor keagamaannya minimnya orang yang mengetahui tata cara perhitungan yang akurat mengenai akurasi arah kiblat.