INDONESIA:

Penelitian ini mengangkat masalah mengenai penggunaan smartphone
sebagai media belajar pada santri di pondok pesantren, maka dengan ini diperlukan edukasi yang baik agar santri menjadi lebih terarah dalam menggunakan smartphone sebagai media belajar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui edukasi penggunaan smartphone sebagai media belajar santri di pondok pesantren dan dampak edukasi penggunaan smartphone terhadap hasil belajar santri di pondok pesantren.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yakni menjabarkan hasil penelitian secara mendalam dengan menguraikan data-data yang didapatkan. Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren Nurul Ihsan Baturusa Bangka. Sumber diperoleh dari data primer dan sekunder. Subjek penelitian ini adalah ketua yayasan, Kepala Madrasah Aliyah, guru, pengurus pondok pesantren serta santri putra dan putri. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan mereduksi data yang telah diperoleh, selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi dan penarikan kesimpulan yang didasarkan pada fakta lapangan yang telah ditemukan dari hasil penelitian.

Hasil penelitian didapatkan bahwa, edukasi penggunaan smartphone sebagai media belajar pada santri di Pondok Pesantren Nurul Ihsan Baturusa Bangka, meliputi: Pertama, penggunaan smartphone boleh digunakan oleh santri dalam keadaan mendesak, antara lain: ketika proses pembelajaran dibutuhkannya smartphone sebagai media belajar dan untuk menghubungi orangtua wali, dalam hal ini penggunaan smartphone tersebut tetap dalam pengawasan guru dan pengurus serta sanksi yang diberlakukan kepada santri yang melanggar aturan. Kedua, sosialisasi kebijakan kepada santri sudah dilaksanakan sejak awal santri masuk ke pondok pesantren. Dampak edukasi penggunaan smartphone terhadap hasil belajar santri di Pondok Pesantren Nurul Ihsan Baturusa Bangka, antara lain: Pertama, santri lebih fokus belajar di pondok pesantren yang ditandai dengan semakin terbukanya wawasan dan pengetahuan santri dalam pembelajaran. Kedua, adanya perubahan perilaku pada santri, antara lain: santri lebih banyak melibatkan diri pada kegiatan pondok pesantren dan tidak tergantung pada penggunaan smartphone serta tidak banyak ditemukan santri yang melanggar aturan penggunaan smartphone.