INDONESIA

Inflasi menciptakan ketidakpastian dalam situasi makro ekonomi suatu Laju inflasi menyebabkan masyarakat tidak memiliki kelebihan dana untuk ditabungkan atau diinvestasikan. Naik turunnya nilai tukar rupiah akan berdampak pada harga barang yang dipasarkan mengalami kenaikan dan membuat daya beli masyarakat menurun. Dikarenakan daya beli masyarakat menurun, keinginan masyarakat dalam berinvestasi juga akan menurun. Tentu saja hal ini akan berdampak pada perbankan, khususnya bank syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap pendapatan bagi hasil pada Bank Umum Syariah.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diakses langsung melalui website resmi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, yaitu laporan keuangan bulanan dari bulan Januari 2018 sampai dengan Desember 2022.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari statistik deskriptif dan statistik inferensial (uji regresi linier berganda, uji asumsi klasik dan uji hipotesis) dengan menggunakan Eviews 12.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, pengaruh inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs) secara simultan (Uji F) mempengaruhi pendapatan bagi hasil pada Bank Umum Syariah. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian F hitung > F tabel = 7,113400 > 3,159 dengan tingkat profitabilitas sebesar 0,001746 < 0,05, maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujian menunjukan bahwa secara parsial (Uji t) variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap pendapatan bagi hasil pada Bank Umum Syariah, yang dinyatakan bahwa nilai t hitung < t tabel = 0,299528 < 1,672 dengan tingkat signifikan sebesar 0,7656 > 0,05. Berbeda halnya dengan variabel nilai tukar rupiah (kurs) secara parsial (Uji t) mempengaruhi pendapatan bagi hasil Bank Umum Syariah, yang dinyatakan bahwa nilai t hitung > t tabel = 3,405485 > 1,672 dengan tingkat signifikan 0,0012 < 0,05.

ENGLISH
Inflation creates uncertainty in the macroeconomic situation. The rate of inflation means that people do not have excess funds to save or invest. The rise and fall of the rupiah exchange rate will result in the price of goods being marketed increasing and causing people's purchasing power to decrease. Because people's purchasing power decreases, people's desire to invest will also decrease. Of course this will have an impact on banking, especially sharia banks. This research aims to explain the influence of inflation and the rupiah exchange rate (exchange rate) on profit sharing income at Sharia Commercial Banks. The data used in this research is secondary data which is accessed directly through the official websites of Bank Indonesia and the Financial Services Authority, namely monthly financial reports from January 2018 to December 2022. The analysis techniques used in this research consist of descriptive statistics and inferential statistics ( multiple linear regression test, classical assumption test and hypothesis test) using Eviews 12.

The results of this research show that the influence of inflation and the rupiah exchange rate (exchange rate) simultaneously (Test F) influences profit sharing income at Sharia Commercial Banks. This can be seen from the test results of F count > F table = 7.113400 > 3.159 with a profitability level of 0.001746 < 0.05, so the independent variable simultaneously influences the dependent variable. The test results show that partially (t test) the inflation variable has no effect on profit sharing income at Sharia Commercial Banks, which states that the calculated t value < t table = 0.299528 < 1.672 with a significance level of 0.7656 > 0.05. This is different from the variable rupiah exchange rate (exchange rate) which partially (t test) influences the profit sharing income of Sharia Commercial Banks, which states that the calculated t value > t table = 3.405485 > 1.672 with a significant level of 0.0012 < 0.05.