INDONESIA:

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh salah seorang atau kedua mempelai yang masih belum mancapai usia yang telah ditentukan oleh Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Kelurahan tuatunu indah merupakan salah satu daerah yang masyarakatnya masih melakukan praktik pernikahan dini, bahkan dari tahun 2021-2023 kasus pernikahan dini di kecamatan tersebut mengalami peningkatan.

Berdasarkan realitas tersebut, maka uraian dalam skripsi ini berangkat dari masalah faktor apa saja yang menjadi penyebab meningkatnya pernikahan dini di Kelurahan Tuatunu Indah. Bagaimana peran Orang Tua dan tokoh agama dalam mencegah pernikahan dini di Kelurahan Tuatunu Indah. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Kesimpulan yang bisa ditarik berdasarkan hasil penelitian adalah bahwa yang menjadi faktor-faktor penyebab meningkatnya pernikahan dini di Kelurahan Tuatunu Indah yaitu: Kurangnya peran orang tua dalam mendidik anak, pergaulan bebas, keadaan ekonomi orang tua yang mendesak, kesadaran orang tua yang masih kurang mengenai batasan usia menikah. Upaya-upaya Tokoh Agama dalam menanggulangi pernikahan dini yaitu: memberikan sosialisai tentang Undang – Undang perkawinan, serta menjadi mediator.

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, disarankan agar Orang Tua dan tokoh agama menyediakan wadah bagi anak muda untuk mengembangkan minat dan bakat mereka, agar pemerintah menaikkan batas usia nikah yang termuat dalam UU Perkawinan, agar para orang tua dan tokoh agama disarankan untuk selalu bersungguh-sungguh dalam mendidik, menanamkan nilai-nilai moral dan agama pada anak, membatasi anaknya dalam menggunakan gadget yang bisa menjadi pemicu ambruknya moralitas anak karena tontonan yang tidak pantas, serta memberikan edukasi seks sejak dini pada anak oleh pihak-pihak sekolah, para orang tua, tokoh agama, juga pemerintah.