Saat ini hampir semua bank berbasis syariah memiliki pembiayaan jenis mikro. Hal tersebut berlaku juga di Bank BRI Syariah KCP Pangkalpinang dengan tiga variasi pembiayaan mikro, yaitu: Mikro 25iB, Mikro 75iB, dan Mikro 200iB. Dari ketiga jenis pembiayaan mikro tersebut terdapat satu pembiayaan yang tidak mensyaratkan adanya jaminan sebagai persyaratan dalam pengajuan pembiayaan. Hal tersebut berlaku pada pembiayaan Mikro 25iB. Meski pembiayaan Mikro 25iB tidak mensyaratkan adanya jaminan, permohonan pembiayaan nasabah tetap harus melewati prosedur dan mekanisme khusus yang berlaku di Bank BRI Syariah KCP Pangkalpinang. Hal tersebut dilakukan agar kekeliruan dalam pemberian pembiayaan dapat dihindari. Dalam pemberian pembiayaan setiap bank mempunyai prosedur tersendiri. Prosedur tersebut mau tidak mau harus dilalui oleh setiap calon nasabah, hal ini dilakukan guna pelaksanaan kegiataan pembiayaan sejalan dengan yang direncanakan. Maka dengan itu, perlu adanya mekanisme yang baik untuk menekankan risiko yang timbul.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis interaktif model Miles dan Huberman, dengan tahap (1) Reduksi data, (2) Display data, dan (3) verifikasi/kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mekanisme pemberian pembiayaan mikro 25iB tanpa jaminan di BRI Syariah KCP Pangkalpinang melewati beberapa proses pelaksanaan yang saling terkait dari awal sampai menghasilkan sesuatu, yaitu: pemohonan pembiayaan (berkas masuk), kemudian melakukan inisiasi, proses aplikasi, sampai persetujuan, akad, pencairan dan maintenance. Sedangkan strategi BRI Syariah dalam meningkatkan jumlah nasabah pembiayaan mikro 25iB tanpa jaminan yaitu dengan menerapkan strategi canvassing. Canvassing merupakan aktivitas marketing untuk melakukan kontak dengan calon nasabah atau yang sudah menjadi nasabah. Hal tersebut dapat dilakukan dengan tidak hanya fokus turun lapangan melainkan dapat memanfaatkan internet atau dilakukan via online sebagai sarana pemasaran produk.