INDONESIA :
Zakat produktif adalah sebuah pemberian atau penyaluran zakat kepada para mustahik dimana zakat tersebut tidak habis sekali pakai, akan tetapi digunakan untuk mengembangkan usaha. Dari saat dibuka penyaluran zakat produktif pada tahun 2017, jumlah penerimanya sebanyak 7 mustahik. lalu mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebanyak 69 mustahik. Namun pada tahun 2019 mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu dari 69 mustahik turun menjadi 4 mustahik. Penyaluran zakat produktif sangat bermanfaat untuk kemandirian serta meningkatkan nilai sosial mustahik yang belum optimal. Dari fenomena yang terjadi masih dirasakan oleh banyak masyarakat bahwa distribusi zakat yang dilakukan selama ini dianggap belum optimal, sehingga berpengaruh terhadap hasil penyalur dana zakat tersebut. Karena kurangnya kesadaran dari masyarakat mampu yang wajib berzakat. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk melakukan sebuah penelitian yang lebih mendalam mengenai penyaluran dana zakat produktif dalam memberdayakan masyarakat miskin. Khusunya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu melalui sumber data primer dan sumber data sekunder. Metode pengumpulan datanya dengan observasi, dokumentasi, wawancara. Teknik analisisnya dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, dalam penyaluran zakat produktif pihak BAZNAS melakukan penghimpunan dana terlebih dahulu dengan cara membentuk UPZ (Unit Pengumpulan Zakat) dan nanti
BAZNAS akan membuat SK kepada UPZ instansi-instansi, maupun UPZ yang telah dibentuk dalam suatu wilayah tertentu. Dana yang telah dikumpulkan kemudian akan disalurkan melalui zakat produktif dengan kriteria penerima masyarakat yang kurang mampu, memiliki keahlian tetapi kekurangan modal, berada dalam usia produktif dan aset yang dimiliki tergolong sedikit.
Strategi yang digunakan oleh BAZNAS dalam mengelola zakat untuk memberdayakan masyarakat miskin yaitu melalui program keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan sosial, seperti magrib mengaji, syafari jumat, memperbanyak pembentukan UPZ dan memperbanyak pembinaan bagi penerima zakat produktif serta dukungan- dukungan dana lain.