INDONESIA:
Menikah adalah kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, dimana banyak hal yang diharapkan terjadi dalam suatu pernikahan seperti terbentuknya keluarga yang harmonis, dan menghasilkan keturunan yang baik. Akan tetapi terkadang harapan dan fakta selalu tidak berjalan dengan baik sehingga menimbulkan berbagai macam konflik yang terkadang berakhir pada kekerasan dalam rumah tangga atau bahkan perceraian. Untuk menekan angka perpecahan suatu pernikahan atau keluarga, maka KUA Kecamatan Parittiga memberikan bimbingan perkawinan dengan tujuan terciptanya keluarga yang harmonis setelah menikah. Dengan demikian, dan bimbingan perkawinan bisa menekan angka KDRT dan perceraian, dan memberikan pondasi atau pengetahuan yang kuat bagi suatu keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penerapan layanan bimbingan perkawinan serta memeparkan faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan layanan bimbingan perkawinan di KUA kecamatan parittiga. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh memalui observasi, dokumentasi, dan wawancara.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa, penerapan layanan bimbingan perkawinan di KUA kecamtan Parittiga pada awal para calon pengantin dibekali dengan buku materi bimbingan perkawinan yang berisi tentang UU perkawinan, UU KDRT, fungsi-fungsi keluarga, fiqih munakahat, dan prosedur pernikahan. Pada penyampaian materi bimbingan perkawinai dibagi menjadi tiga tahapan pertama penjelasan mengenai UU perkawinan yang berisi tentang konsep perkawinan, azas perkawinan, pembatasan poligami, dan sebagainya. Serta dilanjutkan dengan UU KDRT yang berisikan pengertian, bentuk-bentuk, faktor penyebab, dampak, aturan hukum, dan tanggung jawab pemerintah dan keluarga. Ketiga tentang fiqih munakahat yaitu hukum menikah, syarat sah perkawinan, hak dan kewajiban suami dan istri, manajemen konflik dalam keluarga, prosedur pernikahan, dan psikologi perkawinan dalam keluarga. Empat reproduksi yang penting bagi kesehatan keluarga. Dan adanya bimbingan konseling islam yang mana ini ditandfai dengan adanya fiqih munakahat dan di sertai dengan pemberian nasehat, dan motivasi. Faktor pendukung pada kegiatan ini adalah Antusiasme peserta, Fasilitas yang sangat mendukung, Metode penyampaian yang sangat mudah dipahami. Sedangkan faktor penghambat iyalah Pembatasan peserta, Waktu yang singkat, Kurang disiplinnya peserta, Kurangnya pengetahuan dasar masyarakat akan kegiatan Bimbingan Perkawinan, dan Kurangnya sumberdaya manusia di KUA Kecamatan Parittiga.