INDONESIA:
Diambilnya permasalahan ini berdasarkan pertimbangan bahwa masih ada anak terlantar (anak jalanan) terjaring dalam operasi patroli sosial yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial kota Pangkalpinang. Permasalahan yang terjadi pada anak-anak ini adalah kurangnya dukungan dari keluarga sehingga menyebabkan anak-anak menjadi kurang perhatian yang menyebabkan masalah pada mental dan moralnya, seperti kasus pencurian, pergaulan bebas, diterlantarkan, dan lainnya Anak-anak ini telah mendapatkan pelayanan di UPTD Panti Sosial Bina Serumpun Pangkalpinang sebelum mereka kembali ke masyarakat. Di dalam UPTD tersebut, terdapat beberapa pelatihan untuk mengembalikan mental anak agar menjadi lebih baik lagi kedepan. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran penyuluh sosial dalam membimbing anak terlantar dan hambatan yang dihadapi penyuluh sosial dalam membimbing anak terlantar di UPTD Panti Sosial Bina Serumpun Pangkalpinang.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Pengumpulan data utamanya dilakukan melalui wawancara dan dokumentasi.Selanjutnya, data yang terkumpul kemudian dibenturkan denganteori-teori yang relevan agar didapat gambaran komprehensif atas kondisi obyektif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima peran Penyuluh Sosial dalam membimbing anak terlantar di UPTD Panti Sosial Bina Serumpun Pangkalpinang, yaitu sebagai motivator, edukator, inisiator, pengawas, dan peran sebagai pembimbing. Kelima peran tersebut diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak, dalam kegiatan belajar maupun sebagai bentuk pengawasan dalam kehidupan sosial anak. Hanya saja kendala atau hambatan yang dihadapi oleh penyuluh sosial dalam membimbing anak terlantar di UPTD Panti Sosial Bina Serumpun Pangkalpinang, diantaranya adalah anggaran yang diperoleh dalam pengurusan masih kurang, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap anak terlantar, keterbatasan waktu yang dimiliki anak dalam mengikuti keseluruhan pembinaan dan kurangnya disiplin anak.