Persoalan-persoalan yang terjadi pada anak disebabkan karena minimnya nilai-nilai moral yang dimiliki anak dan minimnya nilai-nilai pendidikan Islam karena dari awal mereka kurang dalam penanaman nilai-nilai moral baik di lingkungan keluarga maupun disekolah. Banyak kasus yang terjadi disebabkan oleh para generasi bangsa diantaranya kasus yang terjadi di Desa Tanjung Gunung tepatnya di RT 04. Pertama, untuk mengetahui sikap anak di RT.04 Desa Tanjung Gunung, Kedua, untuk mengetahui nilai-nilai apa saja dalam film animasi Adit dan Sopo Jarwo, Ketiga, untuk mengetahui bagaimana implikasinya terhadap perubahan sikap anak di RT.04 Desa Tanjung Gunung.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus, subyek dalam penelitian ini anak dan orang tua RT 04, Desa Tanjung Gunung, sumber data yang digunakan data primer yaitu wawancara kepada anak dan orang tua di RT. 04 dan data skunder yaitu buku yang berkaitan dengan film, nilai-nilai akhlak, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sikap anak di desa tanjung Gunung pertama, kecanduan atau jika sudah main game secara berlebihan. Kedua, Suka berkata kasar yang tidak pantas untuk diucapkan. Ketiga, Dalam berintraksi sesama sering menimbulkan pertengkaran. Keempat, Bertaruh, seperti melakukan sabung ayam. Kelima, Kurangnya rasa syukur atau rasa terima kasih. Keenam, Malas pergi ke sekolah. Selain memiliki sikap dan karakter negatif, tidak jarang pula diantara mereka yang memiliki karakter dan sikap positif seperti suka memaafkan, jarang main game atau mainnya teratur, rajin dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat ditinjau berdasarkan hasil analisis dan wawancara penulis bersama para orang tua terkait bagaimana implikasi dari film animasi Adit dan Sopo Jarwo. Jika melihat pada temuan-temuan lapangan di atas dapat dirumuskan bahwasanya beberapa dampak dan pengaruh dari adanya film animasi Adit dan Sopo Jarwo antara lain Pertama, Menjadikan anak rajin beribadah seperti mengaji. Kedua, Tidak candu atau berlebihan dalam bermain game. Ketiga, Mengetahui makna kasih-sayang sesama makhluk hidup ditandai dengan tidak menyelenggarakan kembali kegiatan adu ayam dan bertengkar. Keempat, Mengubah kebiasaan anak-anak dalam berkata kasar atau kotor. Kelima, Menciptakan pribadi yang lebih sabar dan bersyukur.