Pertumbuhan bank syariah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Indikator pertumbuhan bank syariah dapat dilihat dari total asetnya. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan aset perbankan syariah, diantaranya adalah Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Return On Asset (ROA). Permasalahan dalam penelitian ini adalah FDR dan ROA menurun pada tahun 2022 karena kinerja bank yang kurang, sehingga menyebabkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah yang pada akhirnya menurunkan ROA dan FDR. NPF juga naik pada tahun 2022, karena kinerja bank syariah yang kurang hati-hati dalam hal memberikan pembiayaan pada nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh NPF, FDR, maupun ROA terhadap Pertumbuhan Total Aset Bank Umum Syariah Indonesia selama periode 2018-2022 baik secara parsial maupun simultan.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder pada Bank Umum Syariah di Indonesia bulan Januari 2018 sampai Desember 2022. Data sekunder yang datanya telah dijadikan laporan keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NPF berpengaruh terhadap Total Aset pada Bank Umum Syariah Indonesia, dikarenakan thitung (18,36805) > ttabel (2,00324) dengan nilai signifikan sebesar 0,0000 < 0,05. Sedangkan, FDR dan ROA tidak berpengaruh terhadap Total Aset pada Bank Umum Syariah Indonesia, sebab thitung FDR (0,718488) < ttabel (2,00324) dengan nilai signifikan sebesar 0,4754 > 0,05, dan thitung ROA (0,314329) < ttabel (2,00324) dengan nilai signifikan sebesar 0,7544 > 0,05. NPF, FDR, dan ROA secara bersamaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Total Aset Bank Umum Syariah Indonesia, karena Fhitung (267,8168) > Ftabel (2,77) dengan nilai signifikan sebesar 0,000000 < 0,05.